Kata Pengantar

Selamat datang di NINIWE, ini merupakan blog Komunitas Cell bagi pelayanan kami yang memandang sebuah tempat yang berkoordinat 3o27' S dan 114o44' T menjadi tempat panggilan kami untuk mewartakan kabar baik tahun rahmat Tuhan. Doa dan harapan kami terhadap panggilan ini kiranya kami tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri oleh derai angin pencobaan sehingga tidak menghadapi mulut ikan permasalahan yang menelan kami seperti yang pernah dialami Yunus, melainkan terus berjalan dalam tuntunan Tuhan. Dan segala pencobaan yang menghadang di depan kami menjadi sekolah Tuhan untuk mendewasakan kami.
Peduli dengan keselamatan suatu tempat/komunitas merupakan tugas dan panggilan bagi kita yang merasa ikut terbeban bagi keselamatan akhir umat manusia.
Niniwe menjadi model kami dalam mengemban panggilan Sorgawi, Karena Niniwe menjadi begitu umum dan merupakan pola yang lazim dipakai, yaitu bahwa Allah mengutus pembawa pesanNYa untuk pergi ke kota dan memberitakan FirmanNya, dengan harapan penduduk kota bertobat dan berbalik kepada Allah. Yunus menjadi model utusan misi sepanjang masa.
Kepada Anda yang sempat mampir di blog ini sekalilagi kami ucapakan Selamat Datang di NINIWE.

Selasa, 30 Desember 2008

SUDAHKAH YUNUS BELAJAR?

Misi Allah yang Inklusif dalam Kitab Yunus Sebagai Tantangan Untuk Gereja di Indonesia
oleh Febby Harmusial
Kesadaran bahwa semua manusia diciptakan oleh Allah menurut “peta dan teladan-Nya”, menurut saya harus menjadi kunci dalam memahami misi Allah yang universal. Sebab Allah menyatakan diri-Nya kepada semua umat, penghukuman, berkat serta janji-janji-Nya pun berlaku secara universal, tanpa mengabaikan Israel sebagai yang dipilih oleh Allah. Karena itu Allah memandang semua umat-Nya sebagi milik-Nya yang berharga untuk diselamatkan oleh-Nya. Ini berarti bahwa belas kasihan Allah menjangkau ke Israel dan wilayah-wilayah yang berada di luar Israel. Kepedulian Allah pada Israel berlaku juga bagi yang ada di luar Israel. Karya dan tindakan Allah yang bersifat universal ini memungkinkan semua umat mengambil bagian dalam realisasi misi Allah , di mana Allah sebagai prakarsanya. Ini mendeskripsikan bahwa misi Allah yang bersifat universal ini mampu untuk menerobos segala sikap ekslusif-etnosentris-partikularistik yang dimiliki oleh individu-individu, kelompok-kelompok ataupun bangsa-bangsa tertentu yang selalu mensyahkan dirinya sebagai yang dikhususkan oleh Allah tanpa memperhatikan bahwa “yang ada diluarnya” juga terhisap dalam karya dan kasih Allah. Hal ini bukanlah realitas yang terjadi sejak zaman Israel menjadi umat Allah dan juga pada nabi-nabi yang dipakai oleh Allah untuk merealisasikan misi-Nya bagi umat manusia, tetapi ini merupakan realitas nyata yang dihadapi oleh gereja-gereja di dunia, secara khusus gereja-gereja yang ada di Indonesia. Sikap ekslusif, superior dan sebagainya menjadi semacam “momok” bagi gereja dalam mewujudkan kasih Allah bagi dunia dan kasih umat-Nya bagi umat-Nya yang lain. Karena itulah pengembangan sikap inklusif dalam misi Allah yang inklusif pula menjadi tantangan bagi gereja dalam bermisi. Inilah yang akan saya telusuri dalam kitab Yunus.
Maksud Pemanggilan Yunus.
Kitab Yunus dianggap sebagai kitab Perjanjian Lama yang membicarakan tentang misi. Pertanyaan apakah misi dalam kitab Yunus berarti “pergi” dan menobatkan orang Niniwe, sehingga orang Niniwe berubah agama dan memeluk agama Yahwistis ataukah yang lain? Menurut Johanes Verkuyl , Kitab Yunus adalah kitab yang unik dari kitab nabi-nabi kecil yang lain. Sebab Kitab Yunus menceritakan tentang kenabiannya sendiri dan merupakan kitab yang memberikan penjelasan bagi seseorang untuk menjadi misionaris. Hal senada juga diungkapkan oleh A. Lord bahwa Kitab Yunus berisi pengajaran tentang misi sebagai hal “pergi keluar untuk berkhotbah kepada bangsa lain tentang kasih Allah”.Tetapi pendapat ini ditentang oleh beberapa ahli lain. Salah satunya Ferdinand Hahn, yang mengatakan bahwa Kitab Yunus tidak mengandung unsur misioner, dan pengutusan Yunus bukan untuk menobatkan orang Niniwe. Menurut saya apa yang dikatakan oleh Hahn ada benarnya jika memahami misi dalam arti yang sempit (menarik ke dalam agamanya sendiri), tetapi tidak berarti bahwa tidak ada unsur misioner di dalamnya. Karena itu, kalau kita membaca kitab Yunus secara keseluruhan dari pasal 1-4 terdeskripsi dengan jelas bahwa Allah memanggil Yunus pergi ke Niniwe bukan untuk menjadikan orang Niniwe beragama seperti dia, tetapi yang paling essensial adalah bagaimana Kasih Allah mau dinyatakan bagi bangsa lain diluar Israel.
Dengan kata lain, kitab Yunus tidak bermaksud menjangkau dan menobatkan bangsa-bangsa bukan Yahudi; sebaliknya tujuannya adalah pertobatan dan perubahan hati Israel dan kontras kemurahan Allah dengan parokialisme dari bangsanya sendiri. Yunus melukiskan kedua sisi dari mata uang yang sama. Yunus melambangkan umat Israel, yang membelokkan pemilihan mereka menjadi kesombongan dan hak-hak istimewa.
Sifat kitab Yunus bukan terutama sebagai sebuah dokumen historis (meskipun memiliki latar belakang historis), melainkan sebuah kisah (midrash) yang ditulis untuk memberi sebuah pelajaran dan pesan kepada bangsa Israel. Pesan sentralnya adalah mengkritik pengertian tentang pilihan Israel yang terlalu eksklusif atau partikuler, mengkritik etnosentrismenya yang tidak mau tahu dan menerima bahwa kepedulian, penghakiman dan pembebasan Allah adalah juga untuk bangsa-bangsa lain, seperti penduduk Niniwe bukan hanya untuk Yunus dan bangsanya. Namun Yunus tidak bisa bayangkan bahwa bangsa-bangsa lain, seperti bangsa Niniwe yang terkenal sebagai bangsa yang jahat, kejam dan amoralis, merupakan juga bagian dari rencana keselamatan Allah.
Yunus dipanggil Allah untuk misi Allah yang inklusif
Kata “Bangunlah, pergilah” (l:l; 3:2) mendeskripsikan perintah Allah bagi Yunus. Inilah awal yang menandai tugas pengutusan (misi) Yunus kepada Niniwe. Yunus dengan tegas dalam pasal 1 menolak untuk merealisasikan misi Allah. Hal ini nyata ketika dia melarikan diri ke Tarsis dengan menyeberangi laut melalui Yafo. Apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh Yunus, tidaklah sama dengan apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh Allah. Yang menarik menurut saya, yaitu ketika Yunus memikirkan bahwa Ia dapat melihat surga yang nyaman untuk dirinya sendiri, tetapi Allah ingin menyatakan kepada Yunus bahwa hal itu lebih nyata dalam perealisasian misi-Nya bagi Yunus. Hal lain yang menarik adalah peristiwa diatas kapal yang ditumpangi oleh Yunus.
Peristiwa ini menggambarkan bahwa “orang yang berada di luar Israel” dapat meresponi pernyataan Allah. Sikap para pelaut yang takut akan Tuhan menyatakan bahwa mereka percaya kepada YHWH pencipta langit dan bumi, pengasih dan penyayang dan YHWH pun berbelaskasihan pada mereka. Hal ini mau menunjukan bahwa keselamatan Allah berlaku bagi mereka, bukan bagi Yunus secara khusus (Allah menyatakan tanda bagi Yunus, supaya Yunus memahami maksud Allah itu). Sama halnya dengan peristiwa perkabungan yang dilakukan oleh Niniwe , yaitu dengan berpuasa. Niniwe sangat takut pada Allah Israel, dan ini menunjukkan bahwa juga orang dan umat di luar agama Yahudi dan di luar bangsa Israel berada dalam hubungan yang hidup dengan Allah pencipta dunia.
Yunus dipanggil untuk menyatakan Kasih Allah
“Layakkah engkau (Yunus) marah?” Kalimat ini mau menggambarkan Allah itu pengasih dan penyayang. Kasih Allah yang begitu besar bagi umat-Nya, yaitu Niniwe. Gambaran “pohon Jarak” yang disamakan dengan “Niniwe” mau membuka pikiran Yunus bahwa kemarahannnya kepada Allah tanpa alasan.Yunus bersikap egosentris (terlihat dari penyalahannya ketika Allah membatalkan penghukuman bagi Niniwe). Karena itu Allah mau supaya Yunus melihat bahwa Yunus pun harus peduli terhadap orang-orang yang ada disekitarnya. Yunus sebenarnya tahu betul Allah adalah “rabh hesed wenikam al-hara’a’, sehingga Yunus harus sadar mengapa Allah berkata: “bagaimana Aku tak sayang pada Niniwe” (‘ahus, al Niniweh). Ini semua menyiratkan bahwa Niniwe adalah umat Allah yang sangat berharga di mata Allah sama dengan Israel umat kesayanga-Nya. Dengan demikian nyata bahwa Yunus dipanggil untuk keluar dari tembok-tembok bangsanya dan dari tembok-tembok pemikirannya, menyaksikan kasih Allah dengan tulus ke dalam situasi kehidupan yang nyata, sehingga orang lain dapat mengadakan respon terhadap penyataan Allah.
Pada akhirnya Misi Allah kepada Niniwe berhasil, tetapi belum tentu apakah Allah juga berhasil dengan Yunus (dan bangsa Israel). Kitab Yunus berakhir dengan sebuah tanda tanya. Dan ini adalah tanda tanya bagi Israel dan bagi gereja, apakah sudah siap menerima maksud misi Allah yang universal dan tidak terbatas pada umat tertentu.
Makna pemanggilan Yunus bagi Misi Gereja-gereja di IndonesiaPemanggilan Yunus memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi gereja-gereja di Indonesia, terutama dalam melaksanakan misi ditengah-tengah kehidupan bangsa yang plural. Sama seperti tujuan dalam kitab Yunus bahwa misi yang dimaksudkan adalah bukan sebagai prosiletisme atau “kristenisasi”, tetapi lebih pada mewujudnyatakan “kasih Allah yang universal”. Dalam arti bahwa karya dan kasih Allah yang diwujudnyatakan bagi gereja, bukanlah milik pribadi gereja semata, tetapi bagaimana karya dan kasih Allah itu diwujudkan juga bagi orang lain. Dengan demikian gereja dapat membuka diri untuk berdialog dengan agama lain dalam perealisasian misinya. Gereja tidak bersikap ekslusif, tetapi inklusif. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi gereja di Indonesia dengan keadaan pluralis.

Febby Harmusial, STh .
adalah Alumni STT Intim Makassar Tahun 2002 dan sedang mempersiapkan studi S2 di UKDW Yogyakarta dalam bidang biblika.

Daftar Acuan: David Bosch, Transformasi Misi Kristen, Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah, Jakarta: BPK-Gunung Mulia 1997Aristarchus Sukarto, Misi Yunus ke Niniwe, dalam: GEMA, Majalah Duta Wacana, Yogyakarta, 1992, hlm 16-30J. Verkuyl, Temporary Misiologi. An Introduction, Michigan, 1987E.G. Singgih, Berteologi dalam Konteks, Jakarta: BPK Gunung Mulia / Yogyakarta: Kanisius, 2000

Kamis, 14 Agustus 2008

Hidup baru dalam pikiran baru

Dulu aku pernah berfikir :"Kalau aku boleh memilih, aku akan memilih dilahirkan oleh seorang perempuan BULE yang berbadan tinggi semampai, berkedudukan, dan ayahku seorang pejabat/ kepala negara besar".Tapi sayangnya itu tak mungkin terjadi. Oleh karena itu aku merubah haluan, banting stir mobil kehidupanku.
Kenyat aan yang ada manusia diutus terlahir ke dunia ini tidak boleh pilih2 lahir melalui siapa. Tuhan tidak mementingkan orang itu terlahir sebagai anak BULE atau PAKLE, anak JAWA atau CINA, anak NEGRO atau ARAB. Anak dari status sosial orang tua sugih atau mlarat.
Tuhan tidak mementingkan siapa orang tuaku, tapi sangat peduli denganku.Yang penting bagaimana aku menerima diriku apa adanya, itulah yang lebih penting.
Sekarang Aku menerima diriku apa adanya terlahir sebagai anak INDONESIA. Aku menerima panggilanku di sini sebagai penugasan sementara, menerima didikan sekolah Tuhan, diuji dengan berbagai keadaan, dan aku berharap bisa lulus, punya sertifikat dengan nilai2 standard buah Roh yang tidak mungkin dicuri orang. Ketika pulang disambut oleh Dia, sebab tempat tinggalku yang sebenarnya ada di sana. KEABADIAN.
Tempat yang tidak mempersoalkan warna kulit maupun golongan, apalagi status sosial, tapi menuntut standard yang harus dicapai oleh manusia, dalam bentuk buah Roh, yang meliputi:
kasih,
suka cita,
damai sejahtera,
kesabaran,
kemurahan,
kebaikan,
kesetiaan,
kelemahlembutan, dan
penguasaan diri.
Kesemuanya itu merupakan harta yang tidak akan rusak oleh ngengat dan karat, serta pencuri tidak akan mengambilnya.
Saat ini tanganku dan keberadaanku belum mampu sepenuhnya meraih standard itu, tapi ada dalam proses untuk memilikinya,
sebab MATAKU TERTUJU PADANYA.

Senin, 07 Juli 2008

" Orang Benar akan Hidup oleh Iman"

Roma 1 : 16-17

Kepercayaan yg dipegang oleh Paulus yaitu bahwa Injil adalah kekuatan Allah, yg di dalammya nyata kebenaran Allah.
Injil => Perjanjian Baru yg didasarkan pd Yesus, dan Yesus menjadi telada bagi qta.

mengapa yg pertama-tama itu orang Yahudi & Yunani??
Sebab Yahudi = Israel yaitu umat pilihan Allah
namun, saat P.B smua bangsa mendapatkan anugerah dari Allah, tidak hanya Israel saja.

Kalau qta p'caya maka qta akan memimpin iman,
P'caya akan kebenaran maka qta akan dituntun kepada iamn tsb, dan akan hidup oleh iman.

#komselulin#

1 TES 5 : 16-21

"Bersuka citalah senantiasa. Tetaplah Berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik."

Guys... pada tau ga? kita tuh harus Senantiasa bersuka cita meskipun dalam keadaan sulit karena qt pux Tuhan Yesus. Bersuka cita itu dapat qt tunjukkin dengan selalu ceria, SEMANGAAAAT, nggak murung, nggak lesu, dll. yang penting happy gitu loooh....

Doa. Temen2 udah pada tau kan kalo doa itu nafas hidup orang percaya? Naah, qt diajarin agar qt tetap selalu berdoa. dimana pun dan kapanpun. Tau ga?? qt berdoa nggak mesti nutup mata looh... qt bisa juga berdoa dengan mata terbuka, yang penting hati tetep tertuju ke Tuhan. contohnya aja nie yaaa...
Kalo qt mau berangkat sekolah,kuliah, jalan2, dll. Qt bisa berdoa pas lagi ngendarain motor qt. selain itu, doa juga nggak cuman minta permohonan looh...tapi juga untuk mengucap syukur.

Dalam Yesus, qt sbg org p'caya haruz senantiasa ngucapin syukur dlm segala hal atas segala yg telah Tuhan Yesus perbuat kpd qta ( perlindungan, penyertaan, kasih setiaNya, dll )

Allah memberikan Roh kpd qta, Roh yg dari Allh janganlah qta padamkan dari ehidupan qta. Bila qta padamkan Roh maka qta nggak akan dapat mengerti tentang kehendak Allah. Roh itu sangat berperan penting dalam hidup qta, Roh Kudus memberikan kekuatan agar qta dapat bersaksi tentang kebenaran Allah. Supaya tetap menyala, maka qta harus tetap berbuat sesuai dgn Firman Allah.

Nubuat. Nubuat itu bisa sesuatu yang akan datang, cuman itu tergantung dari bagaimana qta mengimani nubuat tsb. Karena nubuat bisa tidak terjadi apabila qta tdk mengimaninya, dan bila qta mengimaninya dengan sungguh-sungguh maka nubuat tersebut akan terjadi. Daannn...... dari nubuat yg dapat dihasilkan tsb, maka itulah yg qta pegang.

#komselulin#

Selasa, 10 Juni 2008

Pengakuan Petrus

Yesus bertanya pd murid2Nya mengenai siapakah diriNya.

Bnyak jawaban yg dikemukakan oleh murid-murid Yesus, misalnya saja Yesus dikatakan sebagai Yohanes Pembaptis, Elia dan juga nabi. Di sini pemjelasannya akan menjadi seperti ini:

yang pertama, Yohanes Pembaptis. Mengapa dikatakan Yohanes Pembaptis? Coz, melihat dari peran yang dijalankan oleh Yohanes Pembaptis yaitu sbg nabi yang menyerukan pertobatan. Yesus pun seperti itu, Ia pun menyerukan pertobatan sama halnya seperti Yohanes Pembaptis. Lalu kita beralih lagi kepada Elia.

Elia mempunyai tugas dan jabatan sebagai nabi. yaitu sebagai penyambung lidah Allah dan banyak hal yang telah dilakukannya melaui mujizat-mujizat misalnya seperti mendatangkan hujan. Hal itu dilakukannya sepanjang masa hidupnya, sampai kepada saat dia terangkat ke sorga saat di dalam badai.

Sedangkan nabi, tidak terlalu jauh berbeda, yaitu titik beratnya pada mujizat atau perkataan-perkataan yang mengandung nubuatan dan kata-kata hikmat.

Yesus pun dalam pelayanannya juga menggunakan perumpamaan-perumpamaan dan kata-kata yang mengandung hikmat, sehingga hal inilah yang mengakibatkan Yesus dianggap sebagai nabi.

Yang kedua,

Apabila kita bandingkan satu-persatu tokoh yang disebutkan diatas dengan Yesus, maka kita akan menemukan banyak sekali perbedaan-perbedaan satu sama lain. Hal itu akan di rincikan sbb:

Yohanes Pembaptis :

- nabi

- membaptis dengan air

- manusia sejati tanpa ada unsur lain

- berjubah bulu unta

- makanannya belalang, minumannya madu

- dipenggal kepalanya wan Herodes

Yesus :

- tidak hanya sebagai nabi. tetapi Ia sendiri adalah Tuhan.

- membaptis dgn Roh Kudus dan api

- memiliki 2 unsur ( manusia sejati dan Tuhan sejati)

- menggunakan jubah

- Ia mati, namun Bangkit pada hari yang ketiga

Elia :

- nabi

- banyak melakukan mujizat

- orang yang diistimewakan Allah (terbukti pada saat dia terangkat ke sorga)

Nabi :

- yang menyampaikan perkataan Allah

- yang menyampaikan nubuat

- juga dapat melakukan mujizat

- biasanya menggunakan perumpamaan-perumpamaan dalam menyampaikan maksud Allah

sekarang,kami akan mencoba menjelaskannya. Apabila kita lihat, tiap-tiap bagian yang dimiliki oleh masing-masing tokoh satu dengan yang lainnya memilki keunggulan dan kekurangan. Namun, bukan itu yang akan kita bahas. Yang lebih prinsip yaitu, bobot apa sebenarnya yang dimiliki oleh tokoh-tokoh yang ada dibandingkan dengan Yesus. Misalnya saja cara pelayanan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis tidak sama dengan cara pelayanan yang dilakukan oleh Yesus. Sebab Yohanes sendiri bertugas sebagai pemersiap jalan bagi Tuhan (Yesus). jadi jabatan ini, tidak dapat disamakan. Yohanes hanyalah sebagai pemeran pembantu dalam "film" nya Yesus, atau dengan kata lain, Yohanes hanya sebagai media yang diikutsertakan dalam rencana Allah yang terjadi dalam diri Yesus.

Posting pertama

Ini merupakan posting pertama NINIWE sebagai awalan peluncuran sebuah blog, bagi anda yang membaca dipersilahkan memberi komentar yang santun, bersahabat, dan tidak mencemooh, apalagi anarkis.