Kata Pengantar

Selamat datang di NINIWE, ini merupakan blog Komunitas Cell bagi pelayanan kami yang memandang sebuah tempat yang berkoordinat 3o27' S dan 114o44' T menjadi tempat panggilan kami untuk mewartakan kabar baik tahun rahmat Tuhan. Doa dan harapan kami terhadap panggilan ini kiranya kami tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri oleh derai angin pencobaan sehingga tidak menghadapi mulut ikan permasalahan yang menelan kami seperti yang pernah dialami Yunus, melainkan terus berjalan dalam tuntunan Tuhan. Dan segala pencobaan yang menghadang di depan kami menjadi sekolah Tuhan untuk mendewasakan kami.
Peduli dengan keselamatan suatu tempat/komunitas merupakan tugas dan panggilan bagi kita yang merasa ikut terbeban bagi keselamatan akhir umat manusia.
Niniwe menjadi model kami dalam mengemban panggilan Sorgawi, Karena Niniwe menjadi begitu umum dan merupakan pola yang lazim dipakai, yaitu bahwa Allah mengutus pembawa pesanNYa untuk pergi ke kota dan memberitakan FirmanNya, dengan harapan penduduk kota bertobat dan berbalik kepada Allah. Yunus menjadi model utusan misi sepanjang masa.
Kepada Anda yang sempat mampir di blog ini sekalilagi kami ucapakan Selamat Datang di NINIWE.

Kamis, 14 Agustus 2008

Hidup baru dalam pikiran baru

Dulu aku pernah berfikir :"Kalau aku boleh memilih, aku akan memilih dilahirkan oleh seorang perempuan BULE yang berbadan tinggi semampai, berkedudukan, dan ayahku seorang pejabat/ kepala negara besar".Tapi sayangnya itu tak mungkin terjadi. Oleh karena itu aku merubah haluan, banting stir mobil kehidupanku.
Kenyat aan yang ada manusia diutus terlahir ke dunia ini tidak boleh pilih2 lahir melalui siapa. Tuhan tidak mementingkan orang itu terlahir sebagai anak BULE atau PAKLE, anak JAWA atau CINA, anak NEGRO atau ARAB. Anak dari status sosial orang tua sugih atau mlarat.
Tuhan tidak mementingkan siapa orang tuaku, tapi sangat peduli denganku.Yang penting bagaimana aku menerima diriku apa adanya, itulah yang lebih penting.
Sekarang Aku menerima diriku apa adanya terlahir sebagai anak INDONESIA. Aku menerima panggilanku di sini sebagai penugasan sementara, menerima didikan sekolah Tuhan, diuji dengan berbagai keadaan, dan aku berharap bisa lulus, punya sertifikat dengan nilai2 standard buah Roh yang tidak mungkin dicuri orang. Ketika pulang disambut oleh Dia, sebab tempat tinggalku yang sebenarnya ada di sana. KEABADIAN.
Tempat yang tidak mempersoalkan warna kulit maupun golongan, apalagi status sosial, tapi menuntut standard yang harus dicapai oleh manusia, dalam bentuk buah Roh, yang meliputi:
kasih,
suka cita,
damai sejahtera,
kesabaran,
kemurahan,
kebaikan,
kesetiaan,
kelemahlembutan, dan
penguasaan diri.
Kesemuanya itu merupakan harta yang tidak akan rusak oleh ngengat dan karat, serta pencuri tidak akan mengambilnya.
Saat ini tanganku dan keberadaanku belum mampu sepenuhnya meraih standard itu, tapi ada dalam proses untuk memilikinya,
sebab MATAKU TERTUJU PADANYA.